Sabtu siang tadi, saya mampir di Toko Buku Gramedia yang ada di dekat rumah saya. Tujuan utamanya, mencari sesuatu untuk jadi kado.
Toko Gramedia yang satu ini berlantai dua. Dari parkiran, saya mampir dulu di lantai 1. Lantai 1 berisi alat tulis dan barang-barang lain yang tidak terkait langsung dengan buku. Setelah berkeliling tanpa hasil, saya naik tangga ke lantai 2. Tidak ada lift. Masih sama seperti dulu.
Di lantai 2, isinya serba buku dan majalah. Terlihat ada beberapa pengunjung lain selain saya. Meski tidak sebanyak zaman dulu kala akhir pekan, jumlahnya terbilang lumayan untuk ukuran masa kini yang serba sepi di berbagai lini bisnis.
Saat mulai berkeliling menyusuri lorong demi lorong, saya masih menjumpai juga beberapa anak-anak yang berselonjor di lantai sambil membaca buku seperti zaman keemasan toko buku dulu. Mengingatkan pada kenangan saat saya sering mampir ke berbagai toko buku Gramedia hanya untuk sekadar numpang membaca. Namun, tidak sampai berselonjor di lantai sih. 😀
Setiap kali memasuki lorong bagian Fiksi, sejak dulu, saya selalu terkagum-kagum dan sedikit iri dengan para penulisnya. Begitu juga hari ini. Saya kagum sekali dengan kemampuan menulis dan produktivitas mereka, terutama saat menjumpai variasi ketebalan dan jumlah judul buku mereka yang terpajang di rak toko buku. Kok bisa seproduktif itu ya? Bisa sering menulis buku, bahkan beberapa di antaranya super tebal. Hebat!
Continue reading…