Adalah tugas setiap media untuk memberitakan informasi secara jelas dan akurat kepada masyarakat. Namun jika judul yang dipasang sebuah media mengenai suatu hal agak berbeda dengan isi beritanya, dan juga berbeda dengan berita yang dimuat media lain, tentunya menimbulkan pertanyaan. Media mana yang benar? Media mana yang ngawur?
Misalnya, mengenai pemberitaan soal perintah penarikan 28 produk makanan yang diduga memakai susu dari China oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hari ini, saya membaca di koran Jawa Pos ada headline 28 Produk Kandung Melamin dengan petikan isi beritanya seperti ini:
BPOM: Berbahan Baku Susu Impor dari Tiongkok
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menarik peredaran dan menyegel 28 produk susu dan produk yang mengandung susu impor dari Tiongkok. Itu dilakukan untuk mengamankan dari risiko terpapar melamin yang terkandung dalam produk susu asal Tiongkok.
Coba bandingkan judul beritanya Jawa Pos itu dengan judul dan petikan berita di sejumlah media lain untuk topik yang sama.
Koran Tempo:
28 Produk Makanan Ditarik
Akan diteliti apakah ada kandungan melamin.
Badan POM, menurut dia, mulai hari ini akan meneliti apakah produk tersebut terbukti mengandung melamin. Kapan hasil penelitian itu akan diumumkan, Lily mengatakan tak bisa menjawab. “Kewenangan itu ada di Badan POM,” katanya.
Kompas:
Sejumlah Produk Dilarang Beredar
BPOM Periksa Produk Susu dari China
Meski belum diketahui apakah susu itu juga tercemar melamin, pemerintah memutuskan menarik produk itu dari peredaran. βItu sedang kami lakukan pemeriksaan apakah produk susu itu mengandung melamin atau tidak,β kata Kepala Badan POM Rubiana Husniah Thamrin Akib.
detikNews:
BPOM Tarik Puluhan Produk Makanan Mengandung Susu China
Sejumlah produk makanan yang mengandung susu China ditarik dari peradaran. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyurati Asosiasi Peritel Indonesia, untuk melakukan penarikan, menyegel dan melaporkannya ke BPOM.
OkeZone:
Inilah 28 Produk yang Ditarik BPOM
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik sekira 28 produk makanan yang diduga terkontaminasi melamin. Pasalnya, susu yang digunakan berasal dari China.
Bukankah terbaca jelas bahwa hanya Jawa Pos yang langsung memasang judul bahwa 28 produk makanan yang diduga memakai susu dari China itu mengandung melamin? Padahal dalam isi beritanya sendiri tidak terdapat penegasan soal kepastian bahwa dalam produk-produk yang ditarik tersebut terkandung melamin. Apalagi pihak BPOM sendiri, seperti ditulis Koran Tempo dan Kompas, masih belum bisa memastikan apakah produk-produk itu mengandung melamin atau tidak.
Jadi, dalam hal ini, media mana yang ngawur dan yang hanya mementingkan unsur bombastis lewat judul beritanya? π π
Namanya juga media,
mereka ‘kan juga butuh duit.
mending baca blog aja deh,
beritanya relatif lebih akurat…hehehe
@bonek, hubungannya “butuh duit” dan “judul bombastis”? Memangnya media lain yang judul berita tidak bombastis tidak “butuh duit”? π
baca koran yang ringkas dan cergas saja Om….
Jawa Pos dari dulu memang seneng main di gray area, ibarat main bola senengnya di antara batas onside dan offside. FYI, pak, JP juga salah satu media massa yang paling sering dapet somasi π
itu juga yang gw tanyakan di kampung
eh tapi yang gw tanyai adalah
darimana kita tau kalo produk2 tersebut terkandung susu dari cina/tiongkok
@andriansah, bukannya produk yang diajukan ke BPOM disertai keterangan kandungan bahannya apa saja? Mungkin dilihat dari situ.
mungkin istilah para blogger-nya itu menembak keyword om, kayak saya yang lagi belajar ngeblog..
:))
tambah lama tambah aneh aja ni indo
jawa pos makinmantep