Media

Diwawancarai Majalah e-LIFE

e-lifeBeberapa hari sebelum berangkat ke Jakarta untuk meliput Jakarta International Java Jazz Festival 2010, saya baru tahu ternyata hasil wawancara majalah e-LIFE dengan saya belum lama ini sudah diterbitkan di edisi Februari 2010. e-LIFE adalah free magazine asal Surabaya yang topik bahasannya seputar dunia teknologi informasi.

Karena tidak sempat mencarinya di kafe-kafe tempat sebagian besar majalah itu didistribusikan secara cuma-cuma, saya minta tolong kepada Mas Hendro D. Laksono (Pimred) untuk mengirim versi PDF-nya saja biar saya tidak penasaran. ๐Ÿ˜€

Untunglah permintaan saya itu langsung dipenuhi. Akhirnya, saya bisa baca juga hasil wawancaranya. ๐Ÿ™‚
Continue reading…

Jangan Asal Pasang Foto!

detikcom

Sebuah berita yang dimuat di media massa akan lebih lengkap dan menarik jika dilengkapi dengan foto atau ilustrasi terkait dengan kejadian yang dilaporkan. Bahkan, kalau bisa, setiap berita harus seperti itu. Tujuannya, tentu, agar pembaca lebih bisa mengerti dan membayangkan situasi yang diberitakan.

Tapi bagaimana jika foto atau ilustrasi yang dipasang justru menampilkan informasi yang berbeda atau tidak sesuai dengan yang ada dalam tulisan tersebut? Di samping menurunkan kualitas beritanya, pastinya sih membingungkan pembaca.
Continue reading…

Gen FM Masuk Surabaya?

Tadi siang, ketika lewat di daerah Gubeng, Surabaya, saya melihat ada sejumlah spanduk vertikal berwarna hijau muda yang terpasang di sepanjang pinggiran jalan. Di spanduk itu tidak banyak tulisan yang tertera, tapi karena ukuran tulisannya agak kecil dan kurang tebal, jadinya yang paling terbaca dari balik kemudi mobil hanya ini: 103.1 fm.

Radio baru di Surabaya? Melihat sekilas warna dan jenis huruf yang digunakan, saya langsung menduga: Gen FM masuk Surabaya? Kemungkinan besar (dengan keyakinan lebih dari 68%) sih begitu. ๐Ÿ™‚

Buru-buru saya pindahkan frekuensi radio di mobil ke 103.1 FM. Ya, ketemu siarannya, meskipun sempat terlewat ketika saya melakukan pencarian frekuensi secara otomatis. Kayaknya daya pancarnya masih belum kuat. Begitu mulai masuk ke wilayah lain menjauhi daerah Gubeng dan sekitarnya, suaranya jadi tidak jelas dan timbul tenggelam. Duh!

Seperti siaran percobaan pada umumnya, sepanjang siaran yang saya dengarkan tadi belum ada penyebutan nama radionya secara lengkap. Rekaman suara Jingle-nya yang muncul di sela lagu-lagu hanya menyebutkan angka frekuensinya saja: satu kosong tiga koma satu ef em. seratus tiga koma satu ef em

Jadi, kapan radio baru cabang Jakarta yang menggunakan bekas frekuensi Radio Camar Surabaya itu akan resmi mengusung mereknya sendiri di udara kota Surabaya? Saya belum tahu. Yang jelas, jangan lupa perkuat dulu daya pancarnya ya sebelum mengundang makan-makan (ge-er). ๐Ÿ™‚

Jangan Hanya “Telah Diselesaikan dengan Baik”

metrowatch-1299

Siang tadi, saya menjumpai hal yang menarik ketika membaca rubrik Metropolis Watch di surat kabar Jawa Pos, halaman 30. Dalam rubrik yang menampung surat pembaca itu, ada sebuah pengumuman dari redaksi Jawa Pos yang isinya seperti ini:

Sesuai dengan permintaan pembaca, tanggapan atas keluhan yang dimuat di Metropolis Watch harus disertai penjelasan singkat tentang bentuk penyelesaian yang dilakukan. Tidak cukup hanya menyatakan “telah diselesaikan dengan baik”. Terima kasih.

Menarik bukan? ๐Ÿ™‚ Semoga ketentuan seperti itu juga diterapkan oleh media-media lain yang mempunyai rubrik surat pembaca, sehingga pihak terkait yang dikeluhkan tidak lagi hanya sekedar mengatakan “telah diselesaikan dengan baik” dalam surat tanggapannya.