Daily Life

Mencoba Es Krim di Toko Oen Malang

Oen Special

Minggu kemarin, setelah motret acara kawinannya Rezi, gw dan istri menyempatkan diri untuk muter-muter Malang. Rada nekat sih, karena gak tahu seluk-beluknya. Gak heran sampai harus berputar-putar beberapa kali untuk bisa ke tempat yang ingin kita singgahi. He he he… :mrgreen:

Salah satunya tempat yang kita singgahi adalah Toko Oen, yang terkenal sebagai sebuah rumah makan kuno peninggalan jaman penjajahan Belanda. Letak Toko Oen ini berada di jalan Basuki Rahmat, depan McD Sarinah Malang dan bersebelahan dengan Gramedia.

Sebenarnya menu rumah makan ini cukup banyak, mulai dari steak hingga es krim. Namun, karena masih kenyang lantaran sebelumnya sudah makan di pesta kawinannya Rezi ditambah mampir makan Cwi Mie (yang tidak terlalu istimewa), akhirnya kita hanya pesan es krim Oen Special. Sambil menunggu pesanan itu diantar, gw coba melihat sekeliling.

Memang suasana kuno masih terasa di sana sini. Di salah satu pojok ruangan terdapat piano dan radio kuno. Radionya berukuran cukup gede. Para pelayannya mengenakan seragam putih-putih model jaman dulu, sayang tampang-tampang mereka rada-rada serem… he he he ๐Ÿ˜†

Sambil menunggu juga, Istri gw sempat beli roti keju yang dijual di situ. Rasanya? Biasa aja tuh. Beberapa menit kemudian akhirnya pesanan es krim kita datang. Begitu mencicipi, langsung terasa kalau susu yang digunakan kurang banyak sehingga rasa dinginnya es yang lebih mendominasi. Gw dan istri tidak menemukan keistimewaan dari sajian es krim itu… ๐Ÿ™„

Sudah gini, mungkin lain kali kalo ke tempat itu kudu nyoba makanannya atau ya nikmati saja suasananya… ๐Ÿ˜Ž

Merdeka?

Besok, 17 Agustus 2005, kita akan memperingati 60 tahun Kemerdekaan RI. Dalam hal ini berarti telah 60 tahun bangsa ini merdeka dari penjajahan negara asing. Pertanyaan garing dan basi: Merdeka? Apakah merdeka itu? Apakah saat ini kita benar-benar merdeka?

Ketika masih ada pihak-pihak tertentu yang mudah diadu domba, ketika masih ada pihak-pihak tertentu yang lebih gemar mengusung kekerasan dalam menyikapi berbagai hal, ketika masih ada pihak-pihak tertentu yang gemar memaksakan aturannya sendiri kepada pihak lain, ketika masih ada pihak-pihak tertentu yang lebih gemar menaikkan besarnya biaya (entah itu pajak bandara, tarif listrik, tarif air, dan sebagainya) ketimbang menambah dan memperbaiki fasilitas yang harus disediakan untuk pelanggannya, ketika masih ada pihak-pihak tertentu yang lebih suka membuat peraturan ‘lucu-lucu’ ketimbang mencari solusi yang lebih baik untuk menghemat listrik dan BBM, ketika masih ada orang-orang yang berpikir bahwa hanya cukup membatasi orang lain keluar negeri saja maka pariwisata dalam negeri akan lebih ramai, dan ketika masih ada hal-hal lain yang serupa, apakah memang hanya begitukah makna merdeka dan terlepas dari penjajahan bangsa asing? ๐Ÿ™„

Bagaimanapun, selamat memperingati hari proklamasi RI! Dirgahayu RI! MAKAN-MAKAN™! ๐Ÿ™‚

CD Ubuntu

CD Ubuntu

Beberapa minggu lalu gw terima surat pemberitahuan dari Kantor Pos untuk mengambil kiriman paket dari luar negeri. Dugaan gw sih itu pasti paket CD Ubuntu. Kapan hari gw memang iseng-iseng request ๐Ÿ˜€

Tapi karena komputer di kantor udah diinstal Ubuntu (yang banyak masalahnya), gw jadi kurang bersemangat ngambil kiriman paket itu. Udah gak penasaran lagi ๐Ÿ˜›

Setelah terima surat pemberitahuan ke-2, akhirnya kemarin siang gw sempatkan ngambil kiriman paket itu di Kantos Pos Besar Surabaya yang ada di Jalan Kebon Rojo, Surabaya. Untuk ngambil kiriman itu, gw diharuskan membayar ongkos bungkus ulang sebesar 7000 rupiah. Kayaknya ini memang ongkos standar Kantor Pos di Surabaya untuk pengambilan kiriman dari luar negeri. Dulu waktu dapat kiriman buku gratisan dari luar negeri, biayanya juga segitu kayaknya.

Seperti dugaan gw, isinya memang CD Ubuntu! Berdasarkan keterangan di amplopnya, harusnya isi amplop terdiri dari 10 paket CD yang masing-masing berisi Install CD dan Live CD (dua keping CD) di mana salah satu paketnya adalah versi for AMD64/EM64T dan sisanya versi for Intel x86. Namun setelah gw hitung, ternyata paket CD Ubuntu versi for Intel x86 kurang satu paket. Jadi, total yang gw terima hanya 9 paket saja. Buat gw sih, hal itu gak masalah. Jumlahnya cukup banyak ini… Hanya sempat heran aja, kok kurang? ๐Ÿ™„ He he he ๐Ÿ˜†

Oh ya, setelah beberapa di antaranya gw simpan dan kasih ke teman kantor, rupanya masih ada sisa 5 (lima) paket. Ada yang mau? Bisa ngambil di kantor. Sebelumnya kontak dulu. Buruan biar gak kehabisan! ๐Ÿ˜‰

My First CSS Theme

Yes, this is my First CSS theme! Tableless! :mrgreen:

first css

Akhirnya bisa juga bikin theme dengan CSS dan tanpa menggunakan table! Meskipun terlihat masih sangat sederhana, namun gw butuh waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya. Harap maklum, masih newbie :mrgreen:

Valid XHTML 1.0 dan CSS? Semoga! ๐Ÿ˜‰

Oh ya, thanks Thomas yang udah ngasih ‘kursus’ singkat dan gratis! He he he

Cara Lion Air Menghadapi Komplain Penumpang

“Ini Lion Air. Saya ini orang Lion Air!,” demikian kata-kata bernada pongah yang dilontarkan petugas di counter check in Lion Air di Bandara Juanda Surabaya pada Minggu pagi kemarin (31 Juli 2005) ketika diprotes soal aturan berat bagasi yang tidak sama.

Si petugas Lion Air ngotot kalo soal berat maksimal bagasi sekarang adalah 30kg, padahal di tiket jelas-jelas tertulis masih 35kg! Ketika dikonfirmasi ke petugas Lion Air lainnya, tetap saja si petugas gak mau tahu soal batasan yang tertulis di tiket itu. Pihak Lion Air malah Continue reading…

Membingungkan, Berita KCM Soal Grand Final Putri Indonesia 2005

Usai menonton Grand Final Pemilihan Putri Indonesia 2005 yang disiarkan langsung di Indosiar kemarin malam (29 Juli 2005), gw mencoba mencari berita soal itu di beberapa media online. Gw ingin memperoleh info lebih lengkap soal acara itu. Salah satu yang gw temukan adalah berita di Kompas Cyber Media (KCM) yang berjudul “Dua News Anchor TV Gagal Rebut Mahkota Putri Indonesia“. Membaca judulnya saja gw sudah merasa beritanya terkesan kurang objektif. Aneh aja gitu sebuah media mempersoalkan soal profesi pekerja media yang tidak menang dalam urusan pemilihan Putri Indonesia. Ternyata ada yang lebih aneh lagi!

Ketika membaca alinea ke-5 dari berita itu, gw jadi terkejut! Coba baca petikannya:

…Miss Universe terpilih asal Puerto Rico Cynthia Olavarria, didaulat menyerahkan mahkota Puteri Indonesia terpilih 2005, Nadine Chandra Winata.

Hmm, apakah si penulis berita tidak tahu kalau Cynthia Olavarria itu bukanlah Miss Universe melainkan ‘hanyalah’ 1st runner-up Miss Universe 2005? Apakah si penulis berita tidak tahu juga kalau Miss Universe 2005, Natalie Glebova (Miss Canada), tidak jadi datang ke Indonesia? ๐Ÿ˜ฏ

Dan yang lebih parah lagi, apakah si penulis berita tidak melihat bahwa pada saat itu yang menyerahkan mahkota Putri Indonesia kepada Nadine Chandrawinata adalah Artika Sari Devi (Putri Indonesia 2004), sehingga dengan santainya menulis bahwa yang menyerahkan mahkota itu adalah Cynthia Olavarria? Gw aja yang hanya nonton di Indosiar melihat acara penyerahan (tepatnya pemasangan) mahkota oleh Artika Sari Devi itu…

Hmm, sebenarnya yang nulis berita itu nonton acaranya gak sih? Gw jadi curiga nih… ๐Ÿ™„

Oh ya, selamat buat Nadine Chandrawinata! :plok:

UPDATE (2 Agustus 2005):
Tadi Topan ‘Kompas’ kirim e-mail ke milis id-gmail mengenai tanggapan dari pihak Kompas terhadap kekeliruan isi berita tersebut. Ini petikannya:

—————
From: “ninok leksono”
Date: Tue, 02 Aug 2005 04:27:03 +0000
Subject: RE:Membingungkan, Berita KCM Soal Grand Final Putri Indonesia
200

Mas,
Saya sudah menegur keras rekan di KCM yang membuat berita tsb, dan berita sudah dikoreksi. Menurut penjelasannya dia membuat dua berita sekaligus (yg satunya ttg Indonesian Idol), jadi konsentrasinya tidak beres.
Terima kasih atas masukan

Nin
———————